MENERBITKAN BUKU SEMAKIN MUDAH DI PENERBIT INDI
Tepat pukul 19.00 WIB,Moderator Ibu Nur Dwi Yanti yang akrab disapa dengan NDY membuka pertemuan pada malam hari ini memperkenalkan sang pemberi materi
Om Ian adalah panggilan akrab Tim TSO, untuk Bapak Brian, meskipun usia muda namun memiliki segudang prestasi dan karya. Puluhan tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak. Sebagian besar dimuat di Tabloid Bola, Harian Bola, Tabloid Soccer. Ada juga yang dimuat di Harian Kompas, Kedaulatan Rakyat, Warta Kota, Media Indonesia, dan Majalah Hidup.
Untuk mengenal lebih dekat, silakan simak profil narasumber kita malam ini di:
https://www.praszetyawan.com/p/profil.html
Beliau malam ini, menyampaikan bahwa akhir dari pelatihan belajar menulis ini adalah peserta diwajibkan membuat atau menerbitkan buku Solo.
Agar saat menjalani proses penerbitan buku tidak mengalami pengalaman kurang menyenangkan dan agar tidak menemui hambatan
Disisi lain mungkin ini merupakan pengalaman pertama membuat buku. Maka pertemuan ini akan memberikan pengalaman baru agar bisa menjalani langkah menerbitkan buku.
Menerbitkan buku sekarang ini semakin mudah karena ada penerbit indie. Penerbit Indie menerima naskah tanpa seleksi
Bapak Brian menceritakan bahwa Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi, dll.
Namun Penerbit mayor menerapkan seleksi naskah, sehingga belum tentu naskah kita diterima.
Hal ini dilakukan agar penerbit mayor mendapat naskah yang benar-benar berkualitas dan diperkirakan akan laku dipasaran.Seperti yang kita ketahui, syarat pelatihan ini bukan 30 resume saja. Tapi juga menerbitkan buku solo. Sangat pas malam ini temanya adalah menerbitkan buku semakin mudah di Penerbit Indie. Materi malam ini disediakan agar bapak/ibu memiliki pandangan/wawasan menerbitkan buku. Agar saat menjalani proses penerbitan buku tidak mengalami pengalaman kurang menyenangkan dan agar tidak menemui hambatan.
pada tahab seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang mencoba mengirim naskah ke beberapa penerbit hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Penolakan naskah menjadi kebiasaan sehari-hari penulis. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.
Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut antara lain:
- Naskah pasti diterbitkan
- Proses penerbitan mudah dan cepat
Apabila kita menerbitkan di penerbit mayor bisa lebih dari setahun prosesnya
Tidak bermaksud bahwa penerbit indie itu lebih baik, penerbit Indie maupun mayor punya kelebihan dan kekurangan. Namun dalam menggunakan jasa penerbit indie maupun mayor perlu waktu yang tepat untuk penulis
Untuk penulis pemula yang baru pertama kali menerbitkan buku, bisa mencoba mengawali di penerbit indie. Karena jika bukunya cepat terbit akan menjaga semangat menulis.
Jika merasa perlu upgrade dan ingin mendapatkan tantangan lagi dalam menulis, Barulah menggunakan penerbit mayor.
Bersyukur bahwa KBMN PGRI juga punya narasumber Prof. Eko Indrajit yang bisa membantu kita untuk tembus ke penerbit Mayor yaitu Penerbit Andi
Dengan demikian antara penerbit Indie dan mayor saling mendukung untuk para penulis
seperti apakah ciri-ciri penerbit indie ?
- Setiap penulis pemula tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri.
- Penerbit indie, kita perlu keluar biaya-biaya untuk mendapat fasilitas penerbitan, atau jika ingin cetak ulang.
Tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.
selanjutnya sang Pemateri memamerkan Buku Solo yang telah Beliau terbitkan:
Buku Pertama: Buku Blog Untuk Guru Era 4.0
https://www.praszetyawan.com/2020/02/buku-blog-untuk-guru-era-40.html
Buku Kedua: Aksi Literasi Guru Masa Kini
https://www.praszetyawan.com/2020/06/buku-aksi-literasi-guru-masa-kini.html
Buku Ketiga: Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari
https://www.praszetyawan.com/2020/10/buku-solo-terbaru-menerjang-tantangan.html
Beberapa hall yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie
● Biaya penerbitan
● Fasilitas penerbitan yang di dapat penulis
● Batas maksimal jumlah halaman
● Ketentuan dan Biaya cetak ulang
● Apakah dapat Master PDF
● Jumlah buku yang didapat penulis
Jadi jangan merasa sendirian dalam proses penerbitan buku. Pemateri siap mendampingi dan menjawab berbagai pertanyaan seputar proses penerbitan.
Pemateri berbagi informasi dan pengalaman
Pemateri berbagi pengalaman bahwa pada Juli 2020, terlihat banyak peserta yang belum tahu mau menerbitkan buku dimana dan sering juga mendapat cerita kasus hambatan yang dialami peserta kbmn dalam menerbitkan buku yaitu:
- biaya mahal
- biaya murah bahkan gratis diawal, namun jadi mahal akhirnya
- ketidakjelasan nasib naskah setelah berbulan-bulan
- ketentuan berubah2 tidak sesuai dengan di awal.
- ada ketentuan yang tidak disampaikan di awal
Melihat kasus-kasus tersebut maka Beliau siap membantu memilihkan penerbit yang sudah terpercaya dengan harga terjangkau dan mengawal sampai naskah terbit menjadi buku.
Daya tarik penerbit Indie adalah:
1. Biaya terjangkau, tidak perlu sampai jutaan rupiah
2. jumlah maksimal halaman sangat banyak yaitu 280 hal A5. Jadi bapak/ibu tidak kena biaya tambahan halaman walaupun bukunya setebal 280 halaman A5.
3. Penerbit ini menjualkan buku terbitannya di tokopedia dan shopee
Pesan disadari bahwa menerbitkan buku perlu waktu untuk proses terbit. Bukan seperti fotokopi yang sehari jadi
Jadi jangan minta ada deadline kapan buku harus terbit. Misalkan karena untuk kenaikan pangkat, buku diminta agar terbit secepatnya
Silakan perhitungkan waktu proses penerbitan sampai 3 bulan jika ISBN, Karena ISBN sekarang prosesnya ketat.
Pada sesi berikutnya pertemuan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yaitu :
P2
Rosjida Ambawani - Ciamis
1. Apa syarat naskah memperoleh ISBN?
2. Bolehkah buku solo berasal dari resume 20 pertemuan saja?
3. Untuk buku solo yg berasal dari resume tentunya judul resume beda-beda jadi apa perlu dikelompokkan dulu berdasar yang dekat tema materinya? Dan semua gambar, dll yg ada di setiap resume dimasukkan ke template?
Makasih.
Jawaban:
Ini penting tentang naskah yang lolos dapat ISBN. Harus kita sadari bahwa naskah yang dapat ISBN adalah naskah yang tujuannya diedarkan secara luas, bukan untuk intern suatu instansi/lembaga
2. Boleh
3. Ini silakan keputusan bapak/ibu masing-masing. Bisa dikelompokkan berdasarkan jenis tema, bisa juga tidak usah dikelompokkan
Untuk gambar sebaiknya dipilah yang penting saja. Karena kalau di penerbit saya, maksimal cantumkan 10 gambar saja
P3
Assalamu'alaikum, HR. Utami_Semarang
Mohon penjelasan pada Om Brian, apa maksud mudah dan tanpa revisi, pasti terbit? 1. Apakah berarti tulisan kita tidak melalui proses editing atau profreading? 2. Apkah ini yang dimaksud, mengapa Perpusnas menghambat pemberian ISBN, karena mencetaknya cuma sedikit (boleh dikatakan tidak dipublikasikan? 3. Seandainya seperti saya butuhnya bukan hanya 4 (2 utk saya, 2 untuk Perpusnas), tetapi juga akan saya pasarkan pada Mhs. saya, wong memang buku teori? Bagaimana prosedrnya, bayar putus (hanya mencetak sesuai kebutuhan. atau royalti, seandainya itu bisa terus tiap tahun? Terima kasih.
Jawaban
1. tulisan tetap melalui editing penerbit, tapi edit ringan saja tidak mendalam. Artinya yang diedit adalah hal-hal yang sangat terlihat secara sekilas.
2. Harus diakui, betul begitu. Maka kita harus posisikan naskah akan diedarkan secara luas.
3. Mencetak sesuai kebutuhan. Biaya cetak ibu yang bayar. Silakan ibu tentukan sendiri harga jualnya
Pada kesempatan ini di sampaikan juga daya tarik penerbit Indi:
1. Biaya terjangkau, tidak perlu sampai jutaan rupiah.
2. jumlah maksimal halaman sangat banyak yaitu 280 hal A5. Jadi bapak/ibu tidak kena biaya tambahan halaman walaupun bukunya setebal 280 halaman A5.
3. Penerbit ini menjualkan buku terbitannya di tokopedia dan shopee.
Pesan dari saya, menerbitkan buku perlu waktu untuk proses terbit. Bukan seperti fotokopi yang sehari jadi. Jadi jangan minta ada deadline kapan buku harus terbit. Misalkan karena untuk kenaikan pangkat, buku diminta agar terbit secepatnya. Silakan bapak/ibu perhitungkan waktu proses penerbitan sampai 3 bulan jika ISBN, Karena ISBN sekarang prosesnya ketat. Sekarang ini tidak semua naskah bisa ISBN. Kuncinya, jangan cantumkan nama lembaga. Termasuk di kata pengantarnya. Posisikan naskah sebagai naskah komersil yang akan diedarkan luas ke masyarakat.
Sangat Luar Biasa informasi akurat dari Pak Brian..apa yang telah disampaikan sangat membantu para penulis untuk bisa menerbitkan buku solonya dengan cara yang mudah dan memuaskan. Terima kasih pak Brian. Terima kasih bu Yanti.
penghargaan untuk teman-teman danSemangat untuk para peserta yang ingin punya buku solo! termasuk saya pribadi. hehee..mantaap
Salam Literasi dan bahagia selalu!
Komentar
Posting Komentar